BABY BLUES SYNDROME
Baby blues syndrome atau sindrom pasca melahirkan adalah perasaan emosional yang dirasakan di hari-hari setelah bayi lahir dan sebenarnya ini sangat normal.
Tidak semua ibu merasakan gejala baby blues syndrome. Namun, setidaknya 50-80% dari ibu melahirkan merasakan syndrome baby blues ini.
Jika ibu pasca melahirkan menangis tanpa sebab jelas, mudah kesal, cepat merasa lelah, mudah tersinggung, sulit istirahat, termenung, hilang kepercayaan diri, mungkin beliau alami sindrom baby blues ini.
Beberapa penyebab baby blues syndrome yang sering terjadi yaitu:
1. Adanya perubahan hormon sehingga mempengaruhi keadaan emosional.
2. Kelelahan mengasuh bayi baru lahir. Terkadang seluruh pengasuhan diserahkan kepada ibu.Ibu yang fisiknya masih lemah setelah melahirkan, harus berusaha sendiri mengasuh bayi mulai dari ganti popok, menyusui, menggendong saat rewel, bahkan bergadang semalaman tanpa bantuan dari pihak lain, terutama suami.
3. Sulit beradaptasi dengan rutinitas baru bahkan lingkungan baru bersama bayi.
Bagi ibu yang baru memiliki bayi, rutinitas baru merawat bayi cukup menguras emosi dan tenaga. Belum lagi jika harus menghadapi lingkungan keluarga yang banyak memberikan aturan dan saran yang mengintervensi si ibu. Ibu jadi merasa kehilangan haknya dalam mengasuh anak.
4. Permasalahan lainnya seperti : ASI yang sulit keluar, sakit pada bagian tubuh misal karena sumbatan ASI atau bekas jahitan melahirkan, sulit menyusui, sulit menggendong, dsb sehingga timbul perasaan tidak becus merawat bayinya sendiri.
5. Kurangnya perhatian dan kemakluman dari keluarga, khususnya suami.
***
Baby blues syndrome ini memang wajar terjadi, tapi jangan abai karena efeknya bisa membahayakan ibu dan bayi. Bila dibiarkan pun akan berkembang menjadi depresi postpartum, yaitu munculnya kecenderungan untuk menyakiti diri dan bayi atau malah abai terhadap bayi.
Jadi jika merasakan gejala baby blues syndrome diatas setelah lebih dari dua Minggu, lakukan konsultasi dengan dokter.
***
Bantu ibu pasca melahirkan.
Sebagai keluarga atau suami dari ibu yang baru melahirkan, hendaknya memberi dukungan agar sindrom tersebut cepat hilang.
Jadilah suami yang peka. Tidak perlu istri minta tolong gantian jaga, inisiatiflah bergantian menjaga dan merawat bayi. Tidak perlu menunggu istri minta dipeluk, tapi luangkan sebentar waktu untuk memeluknya sambil ucapkan terimakasih.
Beri dia waktu untuk sendiri agar bisa dimanfaatkan untuk beristirahat, beribadah, atau sekedar melakukan hal yang disukai agar perasaannya tetap bahagia.
Buatlah agar dia merasa tidak sendiri dan didukung.
Tegur dengan baik jika ada kesalahan dalam mengurus bayi, bukan dengan kritik pedas.
Karena ibu yang kelelahan sulit menerima kritik keras dan nyinyiran orang.
Kurangi juga tuntutan rumah harus bersih, masakan harus tersedia dimeja, anak tidak boleh nangis, dsb.
Malah sebaiknya berilah perhatian dan kemakluman sejak kehamilan.
Yuklah lindungi ibu pasca melahirkan dan bayinya, karena baby blues syndrome itu nyata efeknya.
Baby blues syndrome tidak hanya menyerang newmom, tidak hanya menyerang ibu dengan golongan ekonomi menengah ke bawah, tidak hanya menyerang ibu yang tinggal hanya berdua dengan suami dirumah.
Baby blues syndrome juga bisa terjadi pada golongan ekonomi mampu bahkan memiliki baby sitter, bisa terjadi pada ibu yang tinggal dengan keluarga besar, bahkan bisa dialami ibu yang telah berpengalaman memiliki anak.
Semoga dengan semakin banyak informasi tentang ini, angka kejadian negatif efek Baby blues syndrome dapat berkurang.
***
Pic: google
#copas Miranda Octorida